Pada Selasa pagi, 7 Januari 2025, KKN STAMIDIYA Kelompok 4 kembali menunjukkan kreativitasnya melalui kegiatan penanaman bibit terong dan cabai dengan menggunakan botol plastik bekas sebagai pot alternatif di Desa Pangeran Gedungan. Kegiatan ini menarik perhatian masyarakat setempat, terutama kalangan ibu-ibu, guru-guru PAUD dan dukungan dengan menyaksikan secara langsung oleh ibu kades desa geddungan yang sangat antusias mengikuti kegiatan ini.
Antusiasme Masyarakat: Dukungan dan Inspirasi

"Ilmu itu tidak hanya dari kitab, tetapi juga dari kehidupan sehari-hari, seperti pertanian. Proses kreatif seperti ini adalah ilmu yang bisa kami kembangkan. Ayo semuanya belajar! Hal sederhana ini sering kita abaikan, tapi ternyata sangat bermanfaat. Biasanya kita pakai pot, sekarang cukup gunakan barang bekas seperti botol plastik. Ini sangat kreatif. Terima kasih kepada para mahasiswa KKN yang telah memberikan inovasi luar biasa ini."
Seorang guru PAUD yang turut hadir juga memberikan apresiasi, dengan mengatakan:
"Ilmu itu tidak hanya tentang belajar di kitab saja. Dengan kekreatifan seperti ini yang diajarkan oleh adik-adik KKN, ini juga ilmu yang perlu kita terapkan nantinya. Ayo, ibu-ibu, kita tanam di rumah masing-masing. Ini sangat sederhana, hemat, dan sangat bermanfaat. Terima kasih banyak kepada adik-adik KKN atas ide luar biasa ini."

Kreativitas dalam Penanaman Bibit
Peserta KKN memperkenalkan metode penanaman bibit terong dan cabai yang ramah lingkungan, hemat biaya, dan kreatif dengan memanfaatkan barang bekas. Berikut adalah langkah-langkah penanaman yang dilakukan:
Media Tanam:
Untuk media tanam, digunakan campuran bahan yang mudah didapat di sekitar desa:

Sisa Bakar (Abu): Menggunakan abu sisa bakaran sebagai penguat media tanam, memberikan efek penyerapan air yang lebih baik serta menambah kandungan mineral.
Sekam Padi: Sekam padi dicampurkan untuk membantu menjaga kelembapan media tanam, serta memberikan aerasi yang baik bagi akar tanaman. Sekam padi juga berfungsi sebagai bahan organik yang memperbaiki struktur tanah.
Alat yang Digunakan:

Bambu: Bambu digunakan sebagai penyangga atau penyelenggara untuk bibit terong dan cabai. Bambu yang ringan, tetapi kuat, berfungsi untuk menopang tanaman agar tumbuh tegak dan tidak mudah roboh.
Metode penanaman ini tidak hanya hemat biaya tetapi juga memberikan solusi praktis bagi masyarakat, terutama yang memiliki keterbatasan dalam memperoleh pot tanaman. Selain itu, penggunaan botol plastik bekas ini membantu mengurangi sampah plastik dan memberikan manfaat ganda: menjaga kebersihan lingkungan dan menghijaukan desa.
Keunggulan Program:
Efisiensi: Memanfaatkan barang bekas sebagai media tanam.
Ekonomis: Mengurangi biaya penanaman dengan memanfaatkan limbah plastik yang ada di sekitar kita.
Ramah Lingkungan: Mengurangi sampah plastik yang sering dibuang begitu saja.
Edukasi Praktis: Memberikan wawasan kepada masyarakat tentang cara mudah bercocok tanam yang tidak memerlukan pot mahal dan bahan baku lainnya.
Peserta KKN berharap kegiatan ini dapat menjadi inspirasi bagi masyarakat Desa Pangeran Gedungan untuk melanjutkan program penghijauan secara mandiri dan berkelanjutan. Melalui inovasi yang sederhana dan mudah diikuti ini, diharapkan masyarakat dapat lebih aktif dalam mendukung penghijauan desa dan berperan serta dalam menjaga lingkungan dengan cara-cara yang kreatif dan ramah lingkungan.
Kegiatan ini juga diharapkan menjadi contoh bagaimana kreativitas dapat membantu menciptakan solusi yang hemat biaya, bermanfaat, dan mudah diterapkan dalam kehidupan sehari-hari. KKN STAMIDIYA Kelompok 4 berkomitmen untuk terus berinovasi dan memberikan kontribusi positif bagi masyarakat, dengan harapan ide-ide sederhana ini dapat membawa dampak besar bagi keberlanjutan desa dan ketahanan pangan masyarakat.
📝 IMsyaf
📸 Abdurrahman
TikTok: KKN Desa Pangeran Gedungan
0 Komentar